Swaramalut.com – Ternate
Tepat pukul 07.00 WIT,Pria Parubaya dari Pulau Bacan ini mempersiapkan berbagai perlengkapan kebutuhan untuk berangkat dan mengumpulkan sampah plastik dikelurahan makassar timur kota ternate tengah.
Bukan untuk bergosip atau bercengkrama, di sana tepat di bawah teriknya matahari, dirinya turun ke air untuk mengutip satu per satu botol dan gelas bekas minuman serta plastik dan yang bisa dijual.

Kurang lebih 2 tahun bergelut dengan sampah.Muhammad pria parubaya itu memilih menjadi pengumpul sampah (pemulung)sebab Faktor ekonomilah membuat pria paruh-baya itu dengan semangat berkerja mengumpulkan botol-botol bekas itu. Tanpa mengeluh dan malu walaupun tubuhnya yang selalu basah,tangan yang dipenuhi tanah dan debu itu terus mengutip benda-benda yang bisa dijual.
Saban hari, dari pagi hingga petang, dirinya mengais rezeki pada gunungan sampah di pemukimannya yang berada di Rt03/04kelurahan makassar timur,kecamatan kota ternate tengah dan lokasi tersebut kebetulan berada diatas air.Sepuluh karung sampah plastik dan botol-botol bekas dikumpulkan setiap hari. aba ama pangilan akrabnya mengaku mampu mengantongi ratusan ribu rupiah pada setiap kali hasil sampahnya dijual kepada penada.
“Kalau saya lagi enak badan bisa dapat dua karung sehari. Kalau lagi lemes paling satu karung,” katanya saat ditemui wartawan media ini di sela-sela aktivitasnya mengumpulkan sampah di lokasi pemukinmannya,minggu (04/8/2019).

Dari informasi yang didapat wartawan media ini peroleh bahwa sekarang ini Hama hanya hidup sebatang kara dirinya memiliki dua anak dan satu isteri,tapi isterinya sudah meninggal sejak 10 tahun yang lalu dan anaknya sedang bekerja diluar daerah untuk mencari nafkah
Saat di wawancarai hama mengatakan bahwa apa yang dia lakukan ini dengan tujuan menjaga lingkungan agar tetap bersih apalagi pemukiman yang berada di atas air seperti ini”ucapnya
Hama menjelaskan, sampah apa saja yang dikumpulkan,”kalau dapat botol ya saya kumpulkan untuk menjualnya ke tempat penampungan yang juga untuk biaya sehari-hari,yang menting untuk hidup,” Tuturnya.
Hama juga menambahkan bahwa aktifitas yang dilakukan ini dengan keiklasan dan tentunya demi kebersihan lingkungan, segingga dipandang juga bagus dan indah untuk lingkungan.
” Saya berdomisili disini sudah kurang lebih 3 tahun di kampung makassar dan Saya aslinya warga kayoa dan Bacan,Hasil pengumpulan sampah ini sehingga kelihatannya lebih bagus dan indah,kemudian hasilnya untuk di jual di kayu merah di penampungan sampah disana di beli perkilonya RP 1,500 rupiah.” Bebernya.

Dalam pengumpulan sampah ini, aba hama mengakui terkendala dengan kendaraan pengangkutan,seperti kaisar atau gerobak ” Tuturnya.
Dia juga mengatakan bahwa sampai saat ni belum pernah ada sedikit pun ada bantuan dari pemkot Ternate. Babernya.
Hama berharap ada pihak yang bisa membantunya untuk alat sarana pengangkutan sampah, misalkan kaisar supaya dalam memudahkan aktifitasnya.
Di ketahuilah hama sendiri berdomisili di kelurahan kampung makasar timur, sejak 3 tahun lalu, kini usianya menginjak 63 tahun, tapi masih tapi masih tetap mengais resmi dengan mengumpulkan sampah.
Dia juga menjelaskan bahwa sekarang ini yang dia harapkan agar pemkot kota ternate bisa menyediakan sarana seperti motor keranjang agar aktivitasnya lebih mudah dilakukan..#An