Swaramalut.com, Ternate – Senin (18/11/2019, Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (Gamhas) mengelar aksi menolak proyek reklamasi pantai di sejumlah lokasi di Kota Ternate. Aksi yang dilangsungkan di kantor Walikota Ternate itu berakhir ricuh.
Aksi yang berakhir ricuh tersebut, berawal massa aksi yang dikoordinir oleh Fikram Usman, memaksa masuk ke kantor walikota, dan namun dihalangi oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sehingga terjadi saling dorong Antara keduanya.
Namun massa aksi terus memaksa masuk dengan menaiki pagar kantor, anggota satpol PP yang tetap konsisten menjaga keamanan Kantor terpaksa membubarkan massa aksi dengan paksa akibatnya dua massa aksi mengalami luka terkana pukulan anggota satpol PP.
Massa aksi yang tidak menerima dua rekan mereka terluka dan melakukan perlawanan terhadap anggota keamanan (satpol PP). Tetapi aksi tersebut tak berlangsung lama dan berakhir dengan hering bersama asisten II Sekot Mohdar Din.
Menurut Fikram, kami (mahasiswa) menilai, reklamasi pantai yang dibangun Pemkot sangat para nelayan tradisional dan memperparah pencemaran. Karena itu, mahasiswa meminta Wali Kota Burhan Abdurahman agar mencabut izin proyek reklamasi pantai karena tidak pro terhadap rakyat kecil.
“Kami menolak reklamasi pantai karena menganggu aktifitas masyarakat pesisir. Untuk itu, kami minta kepada pemerintah menghentikan pembangunan reklamasi, pemerintah dan DPRD harus mencabut izin reklamasi, dan pemerintah harus menjaga peninggalan sejarah sebagai wahana cagar budaya yang perlu dilestarikan,” ujar Koorlap aksi.
Lanjut Fikram, “bila proyek reklamasi pantai yang akan dibangun di wilayah utara Ternate, yakni dari Dufa-Dufa hingga Salero dan di wilayah selatan dari Kayumerah hingga Kalumata, sudah tentu itu akan mengancam ekosistem perairan disekitarnya,” katanya.
Sementara itu, Muhdar Din menjelaskan, saat ini Walikota sedang berada diluar daerah, tetapi tuntutan kalian ini akan disampaikan kepada Paka Walikota.
” Saya juga akan mengadakan pertemuan massa dan wali kota Burhan Abdurahman,” janji Assisten II Sekot Ternate.
Tetapi apa yang disampaikan assisten II Sekot Ternate ini, massa aksi tidak merasa puas dan mengancam akan kembali melakukan aksi yang lebih besar dengan target meminta penjelasan langsung dari walikota, terkait tuntutan mereka.#an