banner 140x600
banner 140x600
SWARA DAERAH

Hindari Empat Bahan Berbahaya BPOM Malut Gelar Pelatihan

191
×

Hindari Empat Bahan Berbahaya BPOM Malut Gelar Pelatihan

Share this article
banner 336x280

Swaramalut.com – Ternate

Untuk menjaga pasar menjadi aman dari bahan berbahaya, Kamis pagi tadi, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Profinsi Maluku Utara, melaksanakan pelatihan Fasilitator Pasar Aman Dari Bahan Berbahaya.

Kepala BPOM Profinsi Maluku Utara, Sarinah mengatakan, pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan salah satunya terkait Fasilitator Pasar Aman Dari Bahan Berbahaya.

“Fasilitator-fasilitator itu akan bertugas menjadi perpanjangan tanggan dari BPOM Profinsi, karena tidak mungkin BPOM Profinsi sendiri merangkul semuanya,”ujar Sarinah siang tadi di Hotel Batik. Kamis (10/10/2019).

Sarinah katakan, program Nasional dari BPOM pusat yaitu pasar Aman dari bahan berbahaya merupakan program prioritas Nasional pemerintah yang dikawal oleh kantor Staf presiden dan hasilnya akan di monitoring, Evaluasi dan akan di laporkan.

“Tahun 2017 lalu Ternate dan Morotai sudah melaksanakan program tersebut. Tahun ini Halmahera Selatan. Kemudian yang akan Intervensi BPOM pusat itu ada dua pasar yaitu pasar Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), dan Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul),”kata Sarinah.

Kemudian terkait dengan antisipasi terhadap bahan berbahaya, salah satunya melalui pasar, agar ia aman dari bahan berbahaya. Sebab tujuan BPOM itu di pasar supaya tidak ada lagi bahan-bahan berbahaya berada di panggan.

Dikatakan, bukan hanya itu saja, tapi masih ada juga beberapa kegiatan lain yang dilakukan yaitu sampling dan pengujian. Lanjut, jadi sampel-nya itu di sampling lalu di uji, guna memastikan apakah panggan tersebut mengandung bahan berbahaya atau tidak.

“Karena yang paling sering disalah gunakan dan sering beredar di pasar itu ada empat bahan yang sangat berbahaya diantaranya Formalin, Boraks, Rodamin B dan Metanil zero. Rodamin B dan Metanil Zero ini adalah dua macam pewarna, tetapi bukan untuk panggan,”paparanya.

Kemudian terkait pengawasan selama tahun 2015-2016 dari hasil pengawasan yang dilakukan BPOM masih ditemukan empat aitem bahan berbahaya. Dan itu ditemukan didua Kabupaten/Kota salah satunya Kota Ternate. Sementara tahun 2017 juga masih di temukan.

“Sedangkan di tahun 2018 dan 2019 sudah tidak ada. Tentu hal ini kami beranggapan BPOM selalu intensif melakukan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kepada masyarakat dan kepada produsen,”tuturnya.

Tentu hal ini kesadaran masyarakat dan produsen sudah tumbuh, karena Balai sering memberikan informasi edukasi. Maka ini menjadi harapan dengan adanya fasilitator yang akan memberdayakan di pasar.

Kepala BPOM, katakan, mereka ini yang akan melakukan fungsi-fungsi seperti yang dilakukan oleh BPOM, sebab sudah dilakukan pelatihan dalam kegiatan ini. Pelatihan yang diberikan kata Sarinah yaitu mengambil sampel yang mengandung bahan berbahaya.

Ia menambahkan, tahun ini program yang di gagas adalah BPOM, maka BPOM memberikan KIE. Tentu KIE ini akan dilakukan di pasar-pasar yang sudah di intervensi dan tentu ini juga di harapkan betul-betul dimanfaat kan, digunakan, supaya tidak lepas begitu saja.

“Kita akan melakukan pemantauan dan evaluasi, sebab dari kegiatan yang dilakukan oleh Fasilitator pasar itu akan di laporkan ke Balai, supaya tetap nyambung. Kemudian tahun depan akan menindak lanjuti permendagri 41 2018 tentang peningkatan koordinasi pembinaan dan pengawasan obat dan makanan di daerah,”jelas Kepala BPOM.

Tentu itu menjadi kewenangan pemda, jadi ini memang diharapkan untuk dianggarkan ke Kabupaten/Kota. Karena di setiap Kabupaten/Kota, sudah di anggarkan terkait dengan program ini. Sebab sudah diserahkan ke Daerah.

“Karena BPOM sampai tahun ini sebagai pengagas dari program tersebut. Harapan kami di anggarkan oleh Kabupaten Kota, supaya kegiatan atau program ini bisa berkelanjutan,” pungkas Sarinah..#MA

banner 336x280
banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!