Swaramalut.com, Halsel – Pemkab Halmahera Selatan (Halsel) akhirnya angkat bicara terkait dengan Novitri (16) salah satu pasien korban gempa yang memilih pulang secara paksa ke lokasi pengungsian di desa Gane Dalam kecamatan Gane Barat Selatan karena kuat dugaan diabaikan oleh Pemkab Halsel pada jumat (19/7) lalu.

Ketua tim tanggap Darurat kabupaten Halmahera Selatan Helmi Surya Botutihe, mengakui, pasien korban gempa yang memilih pulang ke desa Gane Dalam, memang sudah diijinkan dokter untuk berobat jalan. namun ada kesalahan atau mis komunikasi saja sehingga yang bersangkutan pulang.
“Mis komunikasi yang buat pasien pulang, namun tim kesehatan tetap mengecek kondisi semua korban gempa termasuk pasien yang memilih pulang ke Gane Dalam,” kata Helmi saat dikonfirmasi awak media, Senin (22/07/2019).
Sekretaris Daerah (Sekda) Halsel, juga mengatakan, saat ini pemkab memang memiliki rumah singga di samping Rumah Sakit Umum (RSU) Labuha, tapi saat ini penuh.
” Jadi saya sudah perintahkan dinas teknis agar segera mencari rumah singga baru untuk menampung para pasien korban gempa yang sudah kondisi rawat jalan,” ujar Helmi.
Lanjut Orang nomor tiga Halsel, Dan untuk memastikan adanya Pasien korban gempa yang harus dirujuk ke RSU Labuha, pihaknya akan melakukan kroscek ke seluruh lokasi pengungsian.
“Bila ditemukan oleh Timnya, maka langsung dirujuk, termasuk pasien yang memilih pulang. Dan yang jelas Pemkab akan berbuat terbaik untuk korban gempa,” sebut Helmi.
Sekedar diketahui, Novitri (16) yang menjadi korban gempa di desa Gane Dalam memilih pulang pada jumat (19/7) lalu setelah sempat dirujuk ke RSU pada selasa (16/7) paska gempa, korban mengalami patah pinggang dan belum bisa bergerak bebas, keluarga korban merasa diabaikan karena disuru tinggal di tenda pengungsian di posko Utama kantor Bupati selama rawat jalan di Bacan.# Tox