Swaramalut.com, Morotai
Untuk mensukseskan festival morotai tahun 2019. Perlu kerja keras dari seluruh panitia dan pelatih dalam mengkolaborasi tarian klosal dan bambu hitada. Sebab tarian klosal dan bambu hitada bakal di tampilkan di acara puncak pada 7 Agustus 2019 ini.
Pelatih Gondrong Gunarto usai latihan kolaborasi musik, di lokasi Eks Sail, Sabtu (03/08/2019) mengatakan, saat ini tarian klosal dan bambu hitada baru mencapai 80 persen. Meskipun demikian, dengan sisah waktu yang ada ini, kita harus serius dalam menggabungkan seluruh musik tradisional yang ada di pulau morotai.
“Kita menggarap semua musik tradisional yang ada di morotai selama 20 hari latihan yakni Tarian Tide-tide, Cakalele, Musik Yanger, Komunitas Jawa dan Bambu Tada, ini yang kita ola untuk menggabungkan semua unsur musik yang ada di Morotai,”Kata Gunarto.
Menurutnya, besok kita kolaboran 2019 musik Bambu Tada dan akan kami tampilkan pada acara Puncak tanggal 7 yaitu Musik Bambu Tada dengan berbagai formasi yaitu Formasi Bintang, Formasi Kapal, Formasi Ubur-ubur, Formasi Morotai dan juga Formasi 2019.
“Sebenarnya kami ingin formasi yang lebih dari itu, tapi tidak memungkinkan untuk teknis karena kita latihan ke desa-desa itu hampir 20 hari dan masyarakat juga ingin sesuatu yang baru jadi agak berat akan tetapi latihan gabungan ini luar biasa sekali,” ungkapnya.
Lanjut dia, Musik Bambu Tada di Kabupaten sudah di lupakan cukup lama. Namun, dengan semangat Festival Morotai musik bambu tada kembali didengungkan dengan berbagai kolaborasi musik yang ada di morotai.
“Ini adalah hal yang pertama kali di morotai tetapi progresnya sangat bagus, harapan saya kedepan semoga lebih di kembangkan dan lebih kreatif kembali,” tuturnya.
Perlu di ketahui jumlah peserta tarian klosal dan bambu hitada terdiri dari peserta Musik sekitar 300, Bambu hitada berjumlah 2019 peserta dan Tarian klosal sekitar 500 orang. Jadi jumlah seluruh peserta kolaborasi kurang lebih sekitar 3.000 orang..#amt