Swaramalut.com – Ternate
Kabid pencegahan dan kesiap-siagaan, BPBD Kota Tidore Kepulauan, Ismail Mahmud menyampaikan, kegiatan penyusunan rencana kontijensi menghadapi ancaman bencana Gempa bumi di Tidore Kepulauan, Propinsi Maluku Utara, ini merupakan acara lanjutan.
“Kegiatan pertama kita sudah laksanakan di Tidore Kepulauan (Tikep), kaitan dengan persiapan penyusunan dokumen rencana kajian bencana gempa bumi dan Stunami,”ujar Ismail siang tadi, di Hotel Batik.
Artinya berdasarkan kajian resiko bencana di Kota Tidore Kepulauan kata Ismail, ada sembilan jenis bencana salah satunya gempa bumi. Namun ia menjelaskan pihaknya di fasilitasi oleh BMPB untuk melaksanakan satu jenis bencana untuk di buat Rencana Kontijensi (Rekon).
“Namun kami pilih Gempa Bumi dan Stunami, sebab ahir-ahir ini Gempa Bumi selalu mengancam kita (Malut), karena memang kota Tidore belum membuat renkon tersebut. Sehingga pada tahap kedua nanti kami sudah masuk pada penyusunan-Nya,”ucap Kabid.
Dia katakan, penyusunan mungkin sekitar empat hari akan dilakukan yaitu mulai hari Selasa sampai Jumat nanti. Kemudian untuk upaya-upaya kedepan mengatasi Gempa Bumi dari pihak BPBD sendiri rencananya kontijensi ini akan merekayasa bahwa bisa saja terjadi, bisa saja tidak terjadi.
“Jadi rekon ini kita buat, kemudian nanti di pakai bagaimana cara pencegahan dan kesiap siagaan kita di dalam pencegahan. Karena memang itu di bidang pencegahan dan kesiap-siagaan. Jadi kami juga terlepas di dampingi dengan data-data dari BMKG,”papar Ismail.
Ismail bilang, di Malut sekarang ini bencana yang menonjol adalah Gempa Bumi, sehingga menimbukan berdampak. Dan meskipun Malut, letak antara pulau-pulau, tapi dampaknya lebih besar.
“Sehingga kita lebih cenderung mengarah kesitu, tadi-nya dari sembilan bencana, namun yang baru di fasilitasi baru satu dari BMPB pusat. Jadi mungkin kelanjutannya pemerintah Kota Tidore Kepulauan memfasilitasi,”kata Kabid.
Selain itu, terkait dengan alat pendeteksi gempa, ia ungkapkan, bahwa BPBD Tidore Kepulauan, belum memiliki alat tersebut. Meskipun ada gempa, tapi masih mengarah ke pusat, baru dikirim balik lewat BMKG lalu diberikan data ke BPBD Tidore.
“Jadi ada, alat pendeteksi gempa, tapi tidak langsung. Untuk Stunami belum ada. Lalu menyangkut dengan proses pelaksanaan kegiatan ini, kami berharap dengan kehadiran instansi sekitar 35 Anggota yang ada paling tidak dokumen yang kami hasilkan itu, dokumen betul-betul valit dan baik untuk melakukan kesiap-siagaan kita untuk menyonson bencana,”ucap Ismail.
Ia katakan, mudah-mudahan tidak terjadi gempa yang tidak diinginkan bersama, karena saat gempa itu datang tidak ada tanda-tandanya. “Jadi biasanya gempa itu tergantung kekuatan gempa, jadi kita ambil yang terburuk dengan menyusun permodelan nya. Kita ambil yang terburuk-lah kalau misalkan itu terjadi berarti kita sudah punya standar rekon-Nya,”tuturnya.
Disamping itu, Staf BMKG Kota Ternate, Basri Kamarudin menyampaikan, pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana kontijensi gempa bumi yang dilaksanakan oleh BPBD Kota Tidore Kepulauan ini sangat baik.
“Tentu ini sangat bermanfaat untuk kita semua dalam melakukan kesiap-siagaan dan pencegahan bencana. Tentu ini sudah harus disiapkan, dan apa yang dilakukan saat terjadi bencana. Antisipasi-nya seperti itu,”ujar Basri.
Basri katakan, seperti diketahui bahwa Malut adalah daerah yang rawan gempa bumi. Maka kegiatan-kegiatan seperti ini, pihaknya merasa sangat bermanfaat untuk masyarakat, terutama pemerintah sebagai pengambil kebijakan, dan apa yang dilakukan saat terjadi bencana nanti oleh pemerintah.
“Kemudian hal-hal yang disampaikan dalam kegiatan yaitu tindakan yang akan kami lakukan saat terjadi bencana, dalam hal ini fokus kepada Gempa Bumi dan Stunami,”jalas Basri..#MA