Swaramalut.com – Ternate
Pekerjaan proyek revitalisasi pengembangan wilayah strategis kelurahan makassar timur kota ternate tengah di duga ada proses pembohongan terhadap warga.
“Kami sebagai warga yang berada di kelurahan makassar timur merasa pemerintah kota ternate telah melakukan proses pembohongan kepada kami yang berada di kelurahan makassar timur khusus di RT 03 dan RT 04,”ungkap salah satu tokoh masyarakat yang namanya tidak mau disebutkan pada media ini,jumat(6/9/2019).
Dia manjelaskan bahwa sebenarnya asal mula penimbunan tersebut hanya diperiotaskan pada titik-titik pasca kebakaran, ini juga didukung dengan bukti setelah dilaksanakannya pertemuan dengan masyarakat korban kebakaran dan itu ada berita acaranya yang didukung dengan 24 warga korban kebakaran yang ada”katanya.
“Jadi masyarakat yang korban kebakaran kecewa tiba-tiba penimbunan itu hanya berada di beberapa titik-titik tertentu,” cetusnya.
dirinya juga menjelaskan bahwa titik kesepakatan masyarakat awal perencanaan pada saat itu mulai dari kediaman keluarga ustad hairun sampai pada titik yang mereka(PUPR-red) tetapkan.
Setelah dari kesepakatan itu,lahir lagi beberapa pemahaman dengan alasan penimbunan biasa dan pemerintah tidak mau sebab dengan tidak adanya tenaga padahal pada dasarnya masyarakat selalu siap untuk menimbun dibawah rumah mereka.
Atas dasar konfirmasi dengan Kepala bidang PUPR Dalam kontrak kerja harus dilakukan MoU nya terkait dengan kebersihan sampah didalam air maupun di permukaan air,akan tetapi masih saja ada sampah yang belum terangkat namun pekerhaan penimbunan tetap dilanjutkan.
Dia mengatakan atas dasar konfirmasi tersebut namun fakta dilapangan tidak sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Rosuta Kabid di dinas PUPR kota ternate bahwa penimbunan dilakukan kalau semua sampah yang ada di laut sudah dibersikan secara keseluruhan.
Dia meminta kepada Kadis PUPR Kota ternate jangan tinggal diam dengan masalah ini,karena kami masyarakat Khusus RT 03 dan 04 Kelurahan Makasar Timur merasa di bohongi dan kami masyarakat sangat kecewa dengan kehadiran proyek revitalisasi ini.
Dia menambahkan proses penimbunan di lahan kosong di indikasi hanya menutup sampah akan tetapi jangan keliru akibat penimbunan yang tidak bersih dengan baik maka sampah begeser dibawah kolong rumah warga.
Kami berharap sebagai pemangku kepentingan proyek segera melakukan peninjaun di lokasi tersebut karena nanti dikemudian hari akan berakibat pada warga.
terpisah dari itu Konsultan pengawas pada proyek itu Anto saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pekerjaan ini telah sesuai dengan prosedur yang ada dan kalaupun ada sampah di permukaan air itu disebabkan oleh kondisi alam.
“Kalaupun masih terdapat sampah itu disebabkan dengan kondisi alam,Misalkan sampah dibersihkan hari ini keesokan harinya masih terdapat sampah”Jelas anto.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Ternate, Rival Tribudiyanto menjelaskan bahwa revitalisasi pelaksanaan khusus peningkatan kwalitas hunian itu bertujuan supaya tidak ada lagi tumpukan sampah sebab disitu juga telah dianggap muara karena air keluar dan pasti ada sampah dan dinas PUPR selalu melakukan pembersihan setiap hari sebelum melakukan penimbunan.
“Petugas PUPR selalu melakukan penimbunan itu ada semua dokumentasi semua yang petugas kami lakukan,”kata kadis.
Ketika disinggung dibawah pemukiman warga Dival mengatakan kalau mau timbun di bawah rumah bagaimana caranya,karena diatas ada rumah,maka ini adalah langka awal dari pemerintah kota agar merivitalisasi makasar timur secara keseluruhan.
“ini baru langka awal pemerintah kota ternate sebab anggaran penimbunan 17,5 M kami baru masuk dengan nilai 3,5 M itu juga baru langka awal pemerintah,” katanya.
Rival tegaskan harus melakukan pembersihan baik didalam air maupun permukaan air secara keseluruhan nama saja melakukan penimbunan
makanya kami sediakan alat untuk mengangkut sedimen-sedimen lumpur yang ada didalam air maupun dipermukaan harus diangkat karena aturannya harus begitu”jelasnya
“Kalau memang masih ada sampah baik yangbrrada di dalam air maupun dipermukaan air terus ditutup begitu saja,saya akan tegur dan langsung panggil kontraktornya,karena ini aturan,”kata rival.
Kami telah berkordinasi dengan masyarakat setempat,kalau tidak berkodinasi dengan mereka bagaimana kami punya data-data dari kelurahan maupun masyarakat dan masyarakat sendirilah yang menyerahkan data-data terkait dengan sertifikat hak milik rumah tersebut.
“Mami sudah lakikan kordinasi dengan masyarakat dan kelurahan sehingga kita juga miliki sertifikat rumah yang ada dan tidak,”akuinya.
sementara pelaksana proyek edy sampai berita ini ditayangkan belum juga bisa memberikan tanggapan terkait persoalan tersebut..#An