Swaramalut.com,
Morotai- Kasus demam berdara di kabupaten pulau morotai mulai muncul salah satu pasien dari hasil diagnosa di RSUD Pulau Morotai positif terjangkit Demam Berdara Dengue (DBD). Hal itu di sampaikan salah satu orang tua pasien sebut saja MN saat mendampingi domba di RSUD Pulau Morotai, Desa Dehegila, Kec. Morotai Selatan (Morsel), Kamis (18/07/2019).
“Bersyukur selama pemeriksaan sampai dengan saat ini sudah mulai 6 hari kekebalan tubuh masih kuat. Namun, kata dokter terjadi trombosit atau penurunan kekebalan tubuh pada anak,” Ungkap MN meniruh mengucapkan selamat kepada dokter.
Sementara Dirut RSUD Jolius Jiscard Krons, saat dikonfirmasi meminta hal tersebut. Menurutnya, saat ini ada satu pasien yang mengalami gejalah Demam Berdara (DBD) di sebabkan karena ada perubahan cuaca. Namun kata dia, pihak dokter terus melakukan pemeriksaan agar gejalah demam berdara dapat dilakukan di atasi.
“Untuk kasus gejalah demam berdara statusnya belum termasuk kejadian luar biasa (KLB) karena baru satu pasien yang kita temukan,” Kata Dokter IS sapaan.
Terpisah Kadis Kesehatan Dan Keluarga Berencana (DKKB) Pulau Morotai Victor Palimbong mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan dari RSUD terkait dengan demam berdarah jika pun ada pihaknya akan terimah laporan itu.
“Biasanya gejalah demam berdara sering terjadi pada musim hujan atau musim hujan sehingga bagi masyarakat di himbau agar selalu hidup dengan lingkungan yang aman terhindar dari penyakit demam berdara,” kata Victor.
Menurutnya, adapun gejala demam berdara pada pasien terdapat bintik-bintik merah, panas tinggi, serta nyeri otot dan sendi.
“Dinkes suda menurunkan Tim, saat ini sudah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (BSN) dengan cara mengkonversi bubuk Abate ke seluruh tempat-tempat yang mengandung genagan udara, di setiap sumur, bak mandi dan lainya di tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk,” Ungkapnya .
Selanjutnya dia, pemberantasan sarang nyamuk dilakukan di 4 kecamatan di pulau morotai sedangkan di kecamatan morotai selatan adalah kecamatan yang bebas nyamuk.
“Meskipun demikian, pihaknya berharap untuk seluruh masyarakat di Kabupaten Pulau Morotai agar dapat melakukan 3M untuk melakukan pertikaian berdara,” Tuturnya.
Tiga M di maksud, masyarakat harus melakukan pertama, Menutup maksudnya, tutuplah semua tempat yang bisa menampung udara, baik di dalam maupun di luar rumah. Jika tidak diperlukan, tengkurapkan wadah-wadah yang bisa menampung air di luar rumah agar tidak terpenuhi air hujan. Karena nyamuk betina memanfaatkan air yang tergenang sebagai tempat bertelur.
Kedua, menguras maksudnya tempat-tempat penampungan udara seperti bak mandi, akuarium, dan vas bunga satu hingga dua kali seminggu. Metamorfosis Siklus, mulai dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa, berlangsung selama 8-10 hari. Dengan mengosongkan tempat-tempat penampungan udara secara berkala, maka Anda memutus siklus hidup nyamuk.
Ketiga, mengubur maksudnya kuburlah semua objek yang bisa menampung udara, seperti kaleng bekas atau wadah plastik.
Bahkan, ada juga pemberantasan nyamuk dengan cara pengasapan atau pengasapan pada setiap sarang nyamuk namun, itu hanya membunuh nyamuk dewasa saja selama tiga hari sementara kekacauan-bintik nyamuk hanya dapat di bawa dengan menyediakan bubuk Abate ..#amt