8,9 MILIAR RUPIAH MODAL KERJA DIGELONTORKAN PADA LIMA DAERAH EKSPEDISI
Swaramalut.com TERNATE- Mewakili Plt. Gubernur Malut, Staf ahli (Sahli) bidang Keuangan, Ekonomi dan Pembangunan, Fahrudin Tukuboya, membuka secara resmi kegiatan pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat di Wilayah Provinsi Maluku Utara Tahun 2024, Kamis (25/4/2024) bertempat di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sahli, dirinya mengatakan bahwa dalam rangka mendukung misi pemenuhan kebutuhan uang dalam jumlah yang cukup dengan kondisi yang layak di Wilayah Provinsi Maluku Utara khususnya di wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Terpencil), dan sebagai bentuk komitmen Bank Indonesia dalam memastikan ketersediaan uang layak edar di wilayah NKRI, Bank Indonesia (BI) bersama TNI Angkatan Laut telah mengambil peran yang sangat berarti dalam ekspedisi rupiah berdaulat di wilayah Malut ini.
“Pogram ekspedisi ini merupakan langkah yang terbaik dari pihak BI yang terus peduli pada masyarakat. Pemprov Malut tentunya menaruh harapan besar kepada pihak BI yang selalu memastikan ketersediaan uang rupiah yang berkualitas dan layak edar, guna menjaga kelancaran aktivitas perekonomian dan mendukung program pemulihan ekonomi nasional,” ungkapnya.
Olehnya itu, atas nama Pemerintah Maluku Utara, dirinya berterimakasih kepada pihak Bank Indonesia serta TNI Angkatan Laut yang telah melaksanakan program kerja sama untuk memenuhi butuhuhan seluruh masyarakat.
“Dengan fasilitas armada laut yang telah disiapkan oleh TNI AL, saya percaya akan mampu menjangkau seluruh pelosok yang telah direncanakan, karena Malut merupakan daerah Kepulauan yang 70 persen wilayahnya adalah lautan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Hari Widodo, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 dunia yang tersebar di 17.499 pulau dan wilayah perbatasan dengan 11 negara tetangga. Indonesia juga
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas
perairannya yang mencakup 70% dari luas wilayah NKRI. Dengan
kondisi tersebut terdapat 3 (tiga) tantangan utama Bank Indonesia
dalam mengedarkan Rupiah.
Pertama; adalah kondisi geografis dan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan BI dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk diantaranya untuk kepulauan di wilayah Terdepan, Terpencil dan Terluar (3T). Masih banyak daerah-daerah blank spot yang belum dapat dijangkau oleh BI dan Perbankan dalam pengedaran uang Rupiah.
Kedua; keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang. Tercermin dari uang tidak layak edar karena lusuh yang disebabkan sering dilipat, dibasahi, maupun distraples. Ini perlu dilakukan edukasi.
Ketiga; penggunaan uang selain Rupiah sebagai alat pembayaran
khususnya di wilayah perbatasan.
Menurutnya, ketiga tantangan itu harus mampu dijawab oleh BI dengan berbagai startegi dan program untuk terus melakukan perluasan jangkauan layanan ke wilayah NKRI, selain memiliki jaringan kantor perwakilan di 45 titik tersebar di Indonsia, BI juga bekerja sama dengan Perbankan dan TNI untuk dapat menjangkau seluruh wilayah NKRI termasuk pulau-pulau terluar, daerah perbatasan, dan daerah destinasi wisata.
“Sinergi strategis antara TNI AL dan BI telah dimulai sejak tahun
2012, melalui kegiatan pelayanan kas keliling di daerah 3T di wilayah NKRI. Ini bertujuan untuk membantu penyediaan uang layak
edar di pulau-pulau terluar yang sulit terjangkau dengan
transportasi umum. Selain kegiatan tersebut, juga dilakukan
kegiatan lainnya meliputi sosialisasi atau edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah serta Program Sosial Bank Indonesia (CSR) bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dengan penyaluran bantuan disektor Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Sosial budaya, dan Ekonomi,” jelasnya.
Lanjutnya, sejak tahun 2012- 2023, BI dan TNI AL telah melaksanakan 114 kegiatan Kas Keliling dengan 590 pulau 3T terkunjungi. Pada tahun 2024 ini, BI dan TNI AL bersepakat untuk memperluas jangkauan layanan kas keliling dengan program yang lebih terpadu yang mengusung tema “Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024”, dimana tahun 2024
ini akan dilaksanakan kegiatan Kaskel 3T sebanyak 18 kali di 18
Provinsi dengan target 90 pulau yang dikunjungi.
“Ini merupakan kegiatan yang ke-tiga dilakukan pada tahun 2024, di wilayah Malut kita lakukan pelepasan Ekspedisi kegiatan kas keliling 3T terhitung sejak tanggal 25 April sampai 01 Mei 2024 dengan 5 daerah yang akan mengunjungi yaitu: Pulau Sanana, Pulau Taliabu, Pulau Obi, Pulau Bacan dan Pulau Batang Dua, dengan menggunakan Kapal Perang KRI Gulamah 869. Dengan modal kerja yang dibawa sebesar
Rp8.900.000.000 (delapan milyar sembilan ratus juta rupiah) beserta PSBI (Program Sosial Bank Indonesia) dengan total untuk 5 pulau sebesar Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah),” paparnya.
Sementara itu sambutan ASOPS KSAL, Laksda TNI, Yayan Sofyan, yang dibacakan Danlanal Ternate, Kolonel Laut (P) TNI, Supriadi, berharap dalam kegiatan ini dapat memberikan kemudahan pada masyarakat wilayah 3T untuk mendapatkan uang layak edar.
“TNI AL memiliki tugas dalam menjaga keamanan kedaulatan dan keutuhan NKRI, yang memiliki sarana yang memadai untuk menjangkau seluruh perairan dan wilayah 3T di Indonesia, sementara BI merupakan Bank sentral yang bertugas dalam menjaga kedulatan NKRI melalui pemenuhan kebutuhan Rupiah yang layak edar,” jelasnya.
Selain itu, TNI AL juga berkepentingan dalam menjamin kelancaran roda pembangunan nasional di wilayah NKRI, dimana salah satunya adalah program perekonomian berupa transaksi keuangan yang menggunakan mata uang Rupiah, sehingga mata uang Rupiah menjadi mata uang tunggal dan berdaulat di negeri ini.
“Ekspedisi di Malut pada 2024 ini menggunakan KRI Gulamah 869 yang Pangkalannya di Sorong (Armada III). KRI ini merupakan ujung tombak TNI AL dalam menjaga keamanan laut wilayah Armada III yang meliputi Papua, Maluku dan Malut. Selanjutnya, ekspedisi ini akan menempuh rute pelayaran titik pangkalnya di Ternate, Sanana, Taliabu, Obi, Bacan, Batang Dua dan kembali lagi ke Ternate, dengan jarak tempuh mencapai 1060 mill,” jelasnya.
Terlihat hadir dalam acara pelepasan ekspedisi itu adalah Sahli Gubernur bidan Ekonomi dan Keuangan, Kabinda Malut, Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Kepala Perwakilan BI Malut, Karo ADPIM, perwakilan pihak perbankan Malut serta tamu undangan lainnya.#rls/red